Minggu, 27 Mei 2012

Rumah Puisi

Ajamuddin Tiffani


Mengapa masih jua limpas rindu lautmu
setelah kuciptakan surau di puncak karang
setelah kuhiasi langit malammu
dengan tujuh puluh ribu kubah-kubah Al-Fatihah
dan merajuk pasir di seluruh pantaiku untuk mengaku
pasir zikirku, pasir lautmu


lah kutimang-tandas tikammu, sedarah-darah
lah kubuai timpas-suburmu, sepasir-pasir
lah kusudahkan getir khuldimu, setangis-tangis


geramku tak jua memahami rahasia cinta
yang kau tetaskan di sarang-sarang gelisahku
yang senantiasa bergetar, senantiasa amarah
pada jarak dan waktu


mengapa masih jua ratap deram lautmu
padahal di lubuknya sudah kutanam pohon angsanaku
tempat camarku membangun rumah puisinya
tempat daun keringku menyelesaikan kepunahannya 

1 komentar: