Ajamuddin Tifani
Kuburu Engkau dengan menapaki tanda-tanda
jejak, sambil bertiti di busur waktu
aku senantiasa percaya padaMu
aku terlalu salah bukan, untuk menjadi terompahMu.
Dengan pengertian yang bagaimana
aku sampai padaMu
aku senantiasa percaya padaMu
aku terlalu salah bukan, untuk menjadi terompahMu.
Dengan pengertian yang bagaimana
aku sampai padaMu
biar dengan cara yang paling hina sekalipun
Kau imami kami pada sekali salat maghrib
tiba pada salam bagi yang di langit
salam bagi yang di bumi
salam bagi yang bermukim
di antara langit dan bumi
seusai itu, Engkaupun lenyap.
Sudah tak patut langkah rumah ini, ya Kekasih
yang telah tumbuh busuk di degup jantungku
yang kubangun dari bulir darah
dan sumsumku.
Ah, surau yang berada di dalam hatiku
lampu pijar lamat di tanjung yang sepi itukah
dari berjuta-juta, berjuta-juta
sinyalMu, Kekasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar